Place 728 x 90 Ad Here

Sunday, February 22, 2009

Hal-Hal yang Terlupakan Oleh Seorang Mahasiswa

Tujuan Penulisan :

Masa Kuliah adalah masa transisi penting seseorang dalam fase kehidupannya. Seseorang yang mengambil jenjang perkuliahan – Apapun perkuliahannya –, sering kali kurang memanfaatkan waktu kuliah dia dengan optimal. Hal ini seperti yang penulis alami, oleh karena itu berangkat dari pengalaman tersebut, kiranya penulis akan berbagi pengalaman.

Pembaca yang Budiman, Selamat Menikmati :

Transisi masa sekolah berseragam ( baca : SMA ) menuju jenjang yang lebih tinggi (baca : mahasiswa ) merupakan momentum yang berharga untuk seseorang, perubahan lingkungan, perubahan sistem, membuat sesorang memenapkan jati dirinya. Kebiasaan-kebiasaan lama yang terkungkung oleh aturan-aturan ketat, membuat seseorang seakan-akan, menjadi seseorang yang bebas lepas. Mau berbuat apapun, pilihan ada ditangannya.

Banyak disayangkan, ketika seseorang sudah mulai memasuki jenjang perkuliahan, bagaikan anak kecil dengan perahu sampan hendak mengarungi ganasnya gelombang Altantik, Bagaimana dia bisa bertahan ???

Dunia perkuliahan menuntut kita, mandiri –berdiri di atas kaki kita sendiri–, oleh karena itu jalan seseorang bisa bermacam-macam, Ada yang menempuh jalan kiri, jalan kanan, jalan naik bisa juga jalan turun, jalan lurus, ataupun jalan berkelok-kelok, semua terserah pada masing-masing pribadi.

Patut disadari, terlepas dari semua hal tersebut di atas, kiranya seseorang harus menyadari posisi dia, tujuan, dia dan langkah-langkah yang harus dia tempuh, dengan seperti itu dia mempunyai dasar-dasar, pegangan yang dengannya dia bertahan menjadi seorang mahasiswa yang sukses.

“Bukankah kita pernah mendengar berhasilnya seorang pelaut mengarungi samudra dengan sebuah perahu kecil, dengan berbekal layar, dayung, makanan, minuman? Begitupula serang mahasiswa, dengan berbekal ilmu, akal, attitude, semangat, dan keyakinan diaduk, dicapur dengan air menjadi sebuah sebuah kata yang menjadi harapan kiat semua ………………………………..”SUKSES

Berbekal menjadi seoorang mahasiswa yang cukup lama –dapat dikatakan mahasiswa setengah abadi—banyak sekali hal-hal yang sebenarnya dapat di maksimalkan oleh seorang mahasiswa, namun terluput olehnya. Berikut ini beberapa hal yang dirasakan penulis terlewatkan ketika menjadi seorang mahasiswa.

  1. Terlena pada Awal berjumpa

Banyak mahasiswa baru – newbie – terlalu semangat memasuki dunia baru perkuliahan, sehingga mereka terlalu bebas, tidak mempunyai senjata dalam memasuki dunia perkuliahan. Tidak ada strategi, Tidak ada Taktik, tidak ada persiapan, dalam menghadapi dunia perkuliahan. Walhasil , Nol besar alias IP Jongkok pada semester awal ini. Ini adalah suatu awal yang berat

Apa yang Salah ???

IP yang CUMLOUDE, adalah awal yang bagus untuk mulai bertarung, usahakan hal ini dapat tercapai tentunya jangan menjadi seorang mahasiswa yang biasa-biasa – jadilah mahasiswa yang luar biasa – maksud saya bukan berarti menjadi mahasiswa yang sibuk dengan buku saja, introvet tak mau bergaul – Menurut saya ini tidak benar, dan tidak seharusnya mahasiswa itu seperti ini –, sebagaimana yang akan datang penjelasanya nanti. Tapi jadilah seoarang mahasiswa yang punya bekal, tahu medan, bawa senjata, pakai strategi, Bagaimana implementasinya ??? –Just Up To You –

Bagaimana solusinya :

Semester awal adalah lahan bercocok taman kita, dengan baik kita mengolah, dengan rajin kita memupuk, dengan hati-hati kita merawatnya, maka panen raya pun datang, dan hati gembira. Hendaklah seorang mahasiswa mulai mempelajari seluk beluk kampusnya, bagaimana menjadi seorang mahasiswa yang baik, bagaimana startegi menghadapi dosen, bagaimana menghadapi soal-soal, bagaimana berjumpa dengan birokrasi, bagaimana mencari teman, bagaimana mengorek informasi dari kakak angkatan, bagaimana mengalahkan teman-teman angkatan, membuat peta kekuatan teman-teman, bagaimana dan bagaimana lagi yang harus dilakukan untuk bertahan hidup disaat awal perjumpaan.

  1. Kurang Pergaulan Minim Pengalaman

Kelemahan seorang mahasiswa baik tua maupun muda, mempunyai kelemahan dalam hal membangun jaringan, tentunya tidak semua. Mungkin bagi teman-teman yang bertarung dengan kehidupan organisasi, menjadi seorang ogranisatoris sejati, tak sulit membangun sebuah jaringan, kekuatan lobi, kefasihan berbicara turut menjadi elemen penting dalam membangun sebuah jaringan. Akan tetapi untuk sebagian besar teman-teman yang biasa-biasa saja, membangun sebuah jaringan adalah bukan sebuah hal yang mudah, perlu kemauan, usaha, dan kesabaran. Apalagi jika seseorang tidak mempunyai jiwa terbuka, aktif mencari teman tentunya dia akan menjadi seseorang yang tertutup, jarang berteman mungkin karena punya sisi yang kurang ataupun rasa percaya diri yang rendah. Hal ini berdampak hilangnya informasi-informasi penting yang biasanya mengalir di dalam sebuah pertemanan.

Bagaimana Solusinya :

Solusi yang mudah adalah seseorang mulai menerima dan bergaul dengan banyak teman . Apakah harus semua ?? Jawabannya tentu kalau bisa ya, akan tetapi dalam pertemanan sering kali ada batasan-batasan yang dilakukan oleh seseorang dalam menerima dan membangun sebuah jaringan, yang mana hal ini akan berpengaruh terhadap banyak teman yang akan dia jadikan sebagai jaringan dia. Buka diri, jaga attitude, buat sebuah prisip-prinsip. Dan take and Give (saya masih ragu apakah setiap bentuk pertemanan dibangun diatas prinsip take and give, menurut hemat saya sesorang akan lebih diterima ketika dia memberikan bangiannya –Give—Dari pada dia meminta bagiannya –Take—atau dalam kata lain seseorang yang memberikan pengorbanan kepada temannya akan lebih mudah dan banyak berhasil membangun pertemanan, walaupun ini butuh kesabaran dan tekad yang kuat)

  1. Lupakan Ruang Referensi yang Sedang Menanti

Buku adalah sumber ilmu, mata air yang tak pernah kering. Hendaknyakita sadar, kalaupun kita hitung waktu kita utuk membaca buku dengan waktu kita untuk kegiatan yang lain maka tentunya msih sedikit sekali porsi untuk membaca buku. Padahal di luar sana beragam buku- buku yang mengandung khasanah ilmu pengetahuan masih belum tersentuh kita, bahkan apabila kita habiskan sebagian umur kita untuk membaca buku, maka saya yakin tak sampai tutup usia, banyak buku yang belum kita sentuh.

Bagaimana mengatasi hal ini ?

Sesungguhnya di kampus terdapat satu rungan yang didalamnya terdapat ilmu-ilmu yang sudah siap jadi, enak dibaca dan banyak faedahnya. Ruang tersebut adalah Ruang referensi, Nama itulah yang diberikan di tempat penulis. Tentunya dalam ruangan tersebut tersebar banyak skripsi-skripsi, tesis-tesis, disertasi. Jurnal-jurnal yang bermutu, buku-buku yang bagus yang hendaknya layak kita baca, bahkan habiskah kita baca selama kita duduk dibangku kuliah ??. Ada beberapa hal menjadi dasar mengapa kita seharusnya menelan itu semua yang ada di sana;

1. Buku-buku di sana telah terkodisikan, ditulis dengan bahasa ilmiah dengan bobot materi yang bagus dan tersaring

2. Tidak banyak kata-kata yang sia-sia, seakan-akan kita sedang membaca ringkasan ilmu pengetahuan dalam bidang yang kita geluti.

3. Sesuai dengan pikiran serang mahasiswa disertai rujukan dan bukti-bukti ilmiah dan matematis yang membuat kita lebih rasionalis.

4. Materi yang penting-penting ada di sana, diasmping mungkin pula materi-materi yang sedang ramai dibicarakan di dunia luar.

Walhasil, Bukan suatu kerugian seandainy akita menghabiskan banyak waktu membaca di ruangan tersebut, tentunya tidak mengabaikan hal-hal penting yang lainnya, Daripada kita menghabiskan banyak waktu membaca buku-buku text yang tebal-tebal, yang susah kita pahami, ataupun membaca berpuluh-puluh komik yang akan tidak akan banyak mendidik kita.

  1. Tak Tahu Birokrasi Startegi Mati

Faktor yang satu ini berkaitan dengan pihak nonteknis dalam belajar, tentunya –sebagaimana yang diterangkan di atas,kita perlu suatu taktik dan strategi, bukan hanya untuk menghadapi semester-semester pertama perkuliahan, bahkan sampai kita melangkah kaki kita pergi keuar, maka dibutuh kata ilmu tentang birokrasi. Mengapa hal ini begitu penting ??? Tentunya birokrasi dibuat untuk mengatur dan memperlancar kegiatan utama –Perkuliahan—tetapi ketika kita tidak mengetahui suatu jalur birokrasinya maka akan menjadi batu sandungan kita dalam melangkah. Bagaimana Kita KRS-an, bagaimana prosedur ikut KKN, bagaimana syarat-syarat mengajukan Skripsi, bagaimana dan bagaimana ..

Bagaimana Solusinya :

Banyaklah bergaul dengan teman-teman. Tanyakan segala sesuatu mengenai jalur birokrasi kampus, dan jangan segan-segan bertanya ke Urusan TU, ataupun akademik. Kesalahan jalur birokrasi dapat mengakibatkan kita menjadi lulus tertunda, dan ini suatu kerugian yang cukup besar. Walhasil seorang mahasisiwa tidak boleh mengabaikan peranan suatu jalur birokrasi suatu sistem, ikutilah sistem maka akan semakin kita survive.

  1. SoftSkill Tak ada HardSkill pun tak bisa apa-apa

Kalau kita perhatikan dan kita sadari, seberapa besar sebenarnya ilmu yang kita serap dan benar-benar menjadi ilmu dibenak kita, mulai dari semester pertama kita kuliah sampai akhirnya kita melangkahkan kaki keluar. Mungkin hanya sebagian kecil ilmu yang dapat kita serap. Kalau ada oarang yang mengatakan bahwa “selama ini kita dididik untuk mengembangkan pola pikir”, tentu saja ini pernyatan yang benar akan tetapi perlu kita ajukansuatu pertanyaan, bagaimana mungkin selama kita kuliah kita tidak mengambil manfaat yang besar dari ilmu yang diberikan oleh dosen-dosen kita?, bagaimana dapat kita katakan ketika kita ditanya selama ini kita mendapatkan apa ? Ada yang menjawab tak dapat apa-apa . Bagaimana mungkin ini biasa terjadi??? Ini kesalahan ataupun paradigma salah yang telah mengakar, Harusnya kita mengatakan Kita menyerap sebagian besar ilmu yang diberikan. Apa dan siapa yang salah dengan semua ini ???.

Ketika keadaan sedemikian parahnya, suatu hal ayng memprihatinkan adalah suatu kenyataan bahwa sebagian mahasiswa tidak mempunyai keahlian SoftSkill yang mendukung. Hardskill Payah , Softskill apalagi. Bagaimana ini? Bukankah waktu empat tahun ini cukup untuk mengembangkan SoftSkill kita, Ada yang berupa Keahlian Bicara, Keahlian Teknik, Kemampuan Analisa, ataupun kretivitas yang sedianya hal itu tidak kita dapatkan didalam kelas. Tentunya lagi ketika kita lulus dan bersaing dengan mahasiswa lain , Spftskill menjadi modal yang tidak kecil, bisa jadi seseorang menjadi ciut nyalinya ketika tidak mempunyai Softskill apapun, bdan boleh jadi seseorang menjadi lebih PD ketika mengusai berbagai macam softsklill, oleh karena itu maka perhatikanlah hal ini wahai para mahasiswa.

Ini lah beberapa hal yang terlintas di benak penulis ketika duduk di depan komputer ini, Jelas masih banyak lagi diluar sana, dan mungkin pula ada yang tidak setuju, Perkara dalam hal tersebut adalah luas (Al Amru Waasiu), mudah mudahan bermanfaat untuk memajukan peradaban begerasi Muda Bangsa, Sudah selayaknya setiap muda memikirkan mau kita apakan bangsa ini kedepan, Tentunya kita tidak rela dengan terjajah selama 4,5 abad Bukan ? Tentunya kita kita tidak rela dengan penjajahan ekonomi yang mencengkram ini ?? Tunggu berapa lama lagi wahai pemuda, kita bisa merdeka ??

No comments:

My Insta